[FREELANCE] Look at Me

image

Tittle : Look At Me!

Author : Ameliakkim230

Length : Oneshot

Genre : Romance, AU

Rating : PG 15/Teen

Cast : Oh Sehun (EXO K) & Kim Hyunji(OC/You)

Disclaimer: The plot is totally original from my mind!

Also published at my personal wp : http://ameliakkim230.wordpress.com/ dan mungkin juga di beberapa tempat lainnya

Warning! : Typo(s) everywhere~~

Ok! Check this out!! Happy Reading Guys~

∞∞∞∞∞∞∞∞∞

“ Aku akan menunggumu, sampai kau akhirnya melihatku “

∞∞∞∞∞∞∞∞∞

–Author POV–

Kim Hyunji—gadis cantik bertinggi sedang berkulit pucat itu terus saja menjatuhkan pandangannya ke arah sepasang kekasih di ujung ruangan. Melihat mereka bercanda dan sesekali mengucapkan kata kata manja rasanya membuat hati Hyunji seperti teriris pisau. Ia terus berusaha memfokuskan pandangannya ke buku teks yang ada di tangannya. Tapi nihil. Ekor matanya pasti selalu saja mengarah kearah pasangan itu.

Tentu saja.

Kalian semua tentu juga akan sepertinya jika MANTAN namjachingu yang sangat kalian sayangi tiba tiba memutuskan hubungan tanpa alasan, bukan?. Juga, melihatnya bermesraan dengan yeojja lain—yang seharusnya itu kalian dengan jelas DI DEPAN MATA KALIAN.

Sakit sekali, ya?

Oh Sehun—namja ulzzang yang sangat terkenal di Seoul High School itu mendecak sebal melirik Kim Kai dan Jung Soo Rin singkat lalu berdiri, beranjak ke bangku Kim Hyunji. Ia juga merasa sakit jika melihat gadis itu—Kim Hyunji menjadi menyedihkan seperti ini.

Ia menyukai Kim Hyunji sejak lama. Sebelum gadis itu mengenal Kim JongIn—atau lebih populernya Kim Kai. Ia bisa dibilang juga dekat dengan Hyunji. Mereka bertetangga—dengan jarak dua belas rumah. Mereka juga satu sekolah menengah pertama dulu. Walaupun mereka tidak pernah sekelas.

Terkadang mereka pulang bersama saat masih di sekolah menengah pertama dulu—karena rumah mereka searah. Tapi tidak saat mereka memasuki sekolah menengah atas. Karena Hyunji akan selalu diantar jemput Kai.

Hyunji juga sudah kebal dengan kelakuan Sehun. Sehun namja dingin yang sebenarnya sangat konyol—menurut Hyunji. Bahkan Sehun jarang sekali menunjukkan tampang dinginnya jika sedang bersama Hyunji. Hyunji juga heran, sebenarnya Sehun orang yang asik diajak bicara—walaupun menyebalkan, tapi entah kenapa namja itu terus menunjukkan pokerface-nya yang tidak ada manis manisnya di mata Hyunji.

Sehun bisa sangat hyperactive saat bersamanya—mungkin syaraf syaraf di wajah Sehun mengendur saat berdekatan dengan Hyunji. Sering juga mereka bertengkar hanya karena masalah sepele, saling melotot satu sama lain saat bertemu pandang, juga saling mengolok. Kedekatan Sehun dan Hyunji bahkan membuat banyak orang iri. Fans fans Sehun juga para namja yang mengagumi Hyunji. Dulu, jika orang tidak mengenal Kai, mereka pasti mengira jika Sehun dan Hyunji adalah sepasang kekasih.

Ya, Mereka terlihat serasi dengan kekonyolan yang mereka buat.

“ Ya!ya! lepaskan! “

Hyunji berteriak ketika Sehun menarik rambut nya yang ia ikat dengan gaya Kuda. Sebenarnya Sehun tidak ingin menyakiti Hyunji, tapi, ia terlalu malu untuk menarik tangan Hyunji. Dan bodohnya, ia malah menarik rambut gadis itu sekarang. Merasa kasihan, ia kemudian mengendurkan tarikkannya.

“ Ani! “

Sehun kini malah terus berjalan membawa gadis itu menjauh dari Kai dan Soo Rin sambil menarik rambut Hyunji. Dan itu membuat mereka jadi tontonan gratis di pagi hari.

Kesal karena rengekannya tak kunjung di respon, Hyunji tak kehabisan akal. Ia menarik tangan kanan Sehun lalu menggigitnya kuat-kuat.

“ Ya! Apa yang kau lakukan?! “

Sehun berteriak karena merasakan sakit di lengannya.

“ Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, babo!. Ya! Apa yang kau lakukan Oh Sehun! Kau, dengan kasarnya kau menarik rambutku seenaknya huh? “

Hyunji kini melipat tangannya, berbicara sambil melihat ekspresi Sehun yang kesakitan. Ia sebenarnya merasa kasihan pada namja itu. Tapi, salah siapa ia menarik rambut indahnya seenaknya. Jadi Hyunji menganggap semua ini impas. Well?

Tapi, raut wajah Hyunji tiba tiba menjadi panik saat ia melihat ada darah di bekas gigitannya di tangan Sehun.

“ A..Aigoo! “

Sehun hampir tersenyum melihat ekspresi khawatir di wajah Hyunji. Tapi ia dengan segera menyembunyikan senyuman manisnya. Sebenarnya ia tidak terlalu merasakan sakit di tangannya itu. Tiba tiba saja sebuah Ide jail melintas di kepalanya.

Sedikit mengerjai gadis ini tidak apa apa kan?

Sehun mulai merintih kesakitan sambil memegangi tangannya yang berdarah.

“ Se..Sehunna “

Wajah Hyunji bertambah panik saat melihat ekspresi kesakitan di wajah Sehun. Ia merasa sangat bersalah terhadap namja itu sekarang. Setelah itu, ia menarik tangan Sehun lalu membawanya menuju UKS. Hyunji menyuruh Sehun duduk di salah satu pembaringan.

Sehun kembali tersenyum saat melihat Hyunji mencari cari obat untuk mengobati luka bekas gigitannya di tangan Sehun. Gadis itu terlihat panik sekali.

“ Kemarikan tanganmu “

Sehun mengulurkan tangan kanannya pada Hyunji. Matanya terus terpaku pada wajah Hyunji. Jantungnya juga berdetak tak terkendali karena jarak mereka yang cukup dekat.

Hyunji menghadapkan wajahnya pada Sehun karena ia merasa namja itu terus memandanginya sedari tadi.

“ Ada apa? “

Sehun segera mengalihkan wajahnya, berdehem.

“ Ani “

Hyunji mengangguk pelan mendengar jawaban Sehun. Suasana UKS kembali sepi.

“ Hyunji-a. Apa kau masih menyukai Kai? “

Sehun mengatupkan mulutnya rapat rapat. Ia merasa bodoh sekarang. Alih alih mencairkan suasana ia malah menyebut nama namja berkulit tan itu. Ia salah besar. Ia malah membuat atmosfer ruangan berbau obat ini menjadi mencekam. Sangat.

Tentu saja. Tanpa bertanya pun sudah jelas jika Hyunji masih menyukai Kim Kai. Dari cara gadis itu melihat Kai dengan sendu juga saat gadis itu selalu melamun di kelas. Dilihat dari manapun semua orang juga pasti tahu. Tanpa ia bertanya pun ia pasti juga sudah tahu.

Sehun berkali kali mengumpati dirinya sendiri di dalam hati.

Dilihatnya gadis itu mematung, menghentikan tangannya yang sedari tadi mengobati luka di tangan Sehun. Kim Hyunji kemudian menghela nafas panjang.

“ Memangnya kenapa? Kau mau menembakku? “

Hyunji mengucapkan kata kata itu sambil memasang wajah mencibir pada Sehun. Dengan senyum yang sedikit di paksakan. Sehun tentu saja kaget dengan candaan yang Hyunji buat. Cibiran Hyunji sangat tepat sasaran.

“ Kalau iya bagaimana? Aku.. menyukaimu “

Sehun menatap kembali Hyunji lekat lekat. Seolah memusatkan segalanya di manik cokelat gadis itu. Ya, Sehun memusatkan keberaniannya pada gadis itu sekarang. Ia mengucapakannya dengan tegas dan jelas.

“ Sudah selesai. Sebaiknya kita kembali ke kelas. Bel sudah berbunyi “

Hyunji berpura pura tidak mendengar perkataan Sehun. Berjalan mendahuluinya. Padahal sebenarnya ia berusaha menyembunyikan keterkejutannya. Ia bisa merasakan kesungguhan namja itu saat mengucapkannya. Padahal ia mendengarnya. Sangat jelas.

Terus terang, ia belum siap. Ia belum siap untuk membuka hatinya lagi. Ia belum siap untuk terluka lagi.

“ Aku akan menunggumu, sampai kau akhirnya melihatku “

Sehun berucap lirih sambil tersenyum getir lalu melangkahkan kakinya ke kelas, menyusul Kim Hyunji.

∞∞∞∞∞∞∞∞∞

Kim Hyunji berkali kali menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Sesekali ia juga melihat jam mungil yang melingkar di tangannya. Ia menyesali keputusannya tadi pagi bahwa ia mengatakan pada Appanya akan pulang naik bus umum saja. Tapi, see. Bahkan ia sudah menunggu hampir setengah jam untuk bis yang mengantarnya pulang. Padahal hari sudah mulai gelap sekarang.

“ Mau tumpangan? “

Hyunji menolehkan kepalanya. Dilihatnya Sehun yang sedang menatapnya di belakang kemudi mobil berwarna metaliknya.

Ia sekilas teringat dengan kejadian siang itu—beberapa hari lalu di UKS. Saat Sehun menyatakan perasaan padanya. Gadis itu berkali kali mensugesti dirinya bahwa ia mungkin salah dengar. Tapi, mengingat posisi mereka yang cukup dekat waktu itu, apa memang telinganya bermasalah? Tidak mungkin.

Ia berdehem pelan. Berusaha terlihat senormal mungkin. Berusaha menyembunyikan fakta bahwa ia tidak mendengar ucapan Sehun kemarin. Untung saja namja sedingin kulkas itu juga bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa apa.

“ Memangnya boleh? “

Hyunji menatap Sehun dengan tatapan polosnya. Itu membuat Sehun menyunggingkan sebuah senyum manis di bibirnya.

“ Tentu saja. Apa kau lupa rumah kita searah, Nona tetangga? “

Hyunji tertawa lalu masuk kedalam mobil milik Sehun. Ia sangat senang. Tentu saja. Setidaknya ia tidak harus menunggu bus di halte sendirian seperti orang hilang. Ia juga bisa pulang lebih cepat. Ia akui setelah berpisah dengan Kai ia agak kerepotan. Bukan hanya hatinya yang bermasalah, tapi juga tidak ada lagi yang mengantar jemputnya setiap hari. Sehun kemudian melajukan kembali mobilnya. Sesekali sambil menggumamkan sesuatu.

“ Kau bisa rapp? Woah, daebak! “

Hyunji menatap Sehun tak percaya saat namja itu menyanyikan sebuah lagu rapp yang sedang menjadi tren sekarang dengan sangat cepat. Walaupun Sehun menggumamkannya pelan, Hyunji masih bisa mendengarnya. Sedangkan Sehun hanya mengendikkan bahunya sambil tersenyum.

“ Ah! Biar ku tebak! Pasti karena akhir akhir ini kau dekat dengan manusia tiang listrik bermarga Park dari kelas sebelah itu ’kan? Eh, iya. Satunya lagi yang paling pendek diantara kalian bertiga.. “

“ BaekHyun “

“ Ah, iya. BaekHyun. Tiang listrik Park kan terkenal jago rapp di sekolah. “

Hyunji berkata dengan heboh sambil menunjuk nunjuk Sehun.

“ Eo, sebentar. Kau tau aku dekat dengan mereka berdua? Jangan jangan kau diam diam memperhatikanku selama ini “

Tampaknya Sehun tak ada bosan bosannya menggoda yeojja ini. Ia juga senang Kim Hyunji sudah tidak se-murung beberapa hari yang lalu. Keceriaannya berangsur angsur kembali. Hyunji kembali menjadi Hyunji yang banyak bicara dan mudah tertawa.

“ Heol!~ geer sekali kau. Lagi pula seisi sekolah juga tau jika kau itu komplotan dari dua orang hyperactive itu. ”

Hyunji menjulurkan lidahnya. Sedangkan Sehun malah tertawa.

“ Tentu saja. Aku kan terkenal. “

Sehun berbicara menatap Hyunji sambil menaik turunkan kedua alisnya. Ish, menyebalkan sekali namja ini.

“ Baiklah, tuan Oh Sehun yang terkenal. Jangan ribut dan perhatikan jalan. Aku tidak mau mati muda eo “

Hyunji mendorong pelan kepala Sehun agar menghadap ke arah depan. Di dalam hati, diam diam Hyunji bersyukur mempunyai seseorang seperti Sehun di hidupnya. Hyunji juga merasa, sedikit demi sedikit Sehun telah mengisi ruang kosong di hatinya. Ya, mungkin gadis itu akan mempertimbangkan perasaan Sehun padanya.

∞∞∞∞∞∞∞∞∞

“ Hyunji noona, ada temanmu di bawah “

Pandangan Hyunji beralih pada seseorang yang menyembulkan kepala di pintu kamarnya. Kim Hanbin rupanya. Namja tingkat dua di Seoul Junior High School yang juga terkenal—sama seperti Sehun itu sudah berada di rumah Hyunji selama tiga hari ini. Adik sepupu Hyunji yang sedang ‘dititipkan’ di rumahnya karena ayah ibunya yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Jepang dan tidak ada siapa siapa di rumah namja kecil itu.

“ eo, Siapa? “

Hyunji berjalan menuju pintu kamarnya. Menatap Hanbin dengan wajah penasaran.

“ Aku tidak tahu. Dia hanya bilang dia mencarimu. “

“ Namja? Yeo— “

“ Namja. Dan dia sedang di ruang tamu bersama Ahjussi sekarang “

Hanbin memotong ucapan Hyunji tak sabar. Ia merasa kesal karena acara bermain game nya tertunda karena tamu namja noona sepupunya. Sedang Hyunji membelalakkan matanya. Tamu namja? Di sore hari seperti ini? Dan sekarang sedang berbincang dengan Ayahnya? Oh God.

Hyunji tergesa melangkahkan kakinya di tangga yang mengantarkannya ke ruang tamu. Matanya kembali membelalak— terkejut ketika melihat namja yang sedang tertawa bersama ayahnya.

“ Sehun-a! “

Hyunji kemudian melangkahkan kaki untuk bergabung dengan 2 namja yang duduk tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Sehun mendongakkan wajahnya ketika mendengar namanya disebut. Ia kemudian tersenyum. Hyunji mengambil tempat duduk di samping ayahnya yang sedang membaca Koran.

“ Ada apa kau kesini? “

Hyunji to the point—langsung memburu Sehun dengan pertanyaan. Sungguh, ia sangat penasaran. Tak biasanya namja itu main ke rumahnya.

“ Hm. Kita kan sudah berjanji mencari buku buku tambahan untuk tugas Cho Songsaenim di perpustakaan kota. “

Kerutan tiba tiba timbul di kening Hyunji setelah mendengar perkataan Sehun. Mencari buku di perpustakaan kota? Tugas Cho ssaem? Ia dan… Sehun?

Pertanyaan itu terus berputar putar di otaknya. Seingatnya ia tidak punya tugas dari Cho ssaem, Juga, seingatnya ia tidak punya janji dengan namja kulkas itu. Sungguh aneh.

“ Kau tidak ingat Hyunji-a? “

Sehun berkata sambil menaik-turun kan Alisnya. Memberi kode.

Sepertinya Hyunji mulai paham. Ini hanya akal busuk Sehun untuk mengajaknya keluar saja karena di samping Hyunji ada ayahnya yang sedang membaca Koran—dan Koran itu menutup wajah ayahnya. Hyunji mencibir Sehun dengan suara yang lirih.

“ Kau mau mati? “

Hyunji mengucapkan itu tanpa suara sambil memelototi Sehun.

“ Oh. Jadi kau lupa? “

Sial. Bahkan sekarang namja itu malah menaikkan volume suaranya. Sambil melirik ayah Hyunji.

“ Kim Hyunji—“

“ Iya ayah iya. Kau! tunggu sebentar! “

Hyunji memotong kalimat ayahnya yang berbicara di balik Koran sambil berdiri menatap tajam Sehun. Sehun? Senyum kemenangan bahkan menghiasi wajah namja itu sekarang.Kehadiran namja itu di rumahnya sebenarnya membuat Hyunji SEDIKIT senang bisa melihat namja itu karena hari ini Sabtu, sekolah libur. Dan sekarang Sehun mengajaknya keluar di malam minggu?

‘Senang? Apa ini artinya aku mulai menyukai namja ini?’

Hyunji menggeleng kan kepalanya berulang ulang. Berusaha menghilangkan pemikirannya terhadap namja itu.

“ Pacarmu noona? Tampan sekali. Aku tak menyangka kau bisa punya banyak cadangan namja tampan. Yang dulu kulitnya kan agak hitam. Jadi sekarang kau mencari yang kulitnya putih eoh? “

Hyunji menoleh cepat pada Hanbin yang sedang berdiri di pantry dapur. Hanbin mengerlingkan mata sambil bersiap lari—takut jidat imutnya dihadiahi jitakan oleh Hyunji.

“ Ya! Kim Hanbin! Awas kau!! “

∞∞∞∞∞∞∞∞∞

“ Ya! “

Kim Hyunji sedikit memekik karena merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulit pipinya. Setelah menolehkan kepalanya, ia bisa melihat Sehun yang kini mengambil tempat di sebelahnya. Tentu saja mereka tidak pergi ke perpustakaan kota. Mereka pergi ke taman kota di dekat sungai Han. Sehun menaruh minuman kaleng yang dingin itu di tangan Hyunji—setelah Sehun membukakan tutupnya. Hyunji langsung menegak minuman kaleng itu.

“ Kau langsung meminumnya? “

“ Bukankah kau memberikan ini padaku? Jadi terserah aku “

“ Setidaknya kau kan bisa berterima kasih padaku. Ish, dasar yeoja ini “

Sehun memincingkan matanya ke arah Hyunji yang malah menunjukkan cengiran—tidak ikhlas nya.

“ Terima kasih atas minumannya “

Hyunji mengucapkan itu sambil menunjukkan ekspresi manis—yang sangat jelas di buat buat. Setelahnya Hyunji langsung menunjukkan ekspresi seolah ia akan muntah.

“ Tidak bisa! Ucapan terima kasihmu tidak diterima! Jika aku tak mengingatkan kau pasti tidak ingat ‘kan? “

Sehun menarik minuman kaleng yang berada di tangan Hyunji.

“ Ya! Baiklah. Aku minta maaf! Sekarang kemarikan minumannya! “

” Minta maaf yang benar! ”

Sehun mengusap kepala Hyunji. Pelan. Tapi mengucapkan itu dengan nada yang–di buat buat kesal.

Hyunji menghadapkan tubuhnya ke arah Sehun. Masih dengan tangan Sehun yang berada di kepalanya.

” Lalu aku harus minta maaf padamu seperti apa? Apa aku harus bersujud? Bersimpuh padamu? Mencium kakimu? ”

Hyunji mengeluarkan protes. Menatap namja itu kesal. Siapa juga yang tidak kesal? Rasanya ia serba salah di mata Sehun sore ini.

” Tidak. Kau hanya perlu mendekat padaku seperti ini ”

Sehun menarik pinggang Hyunji. Membuat jarak diantara mereka terhapus. Hyunji mengerjapkan matanya berulang kali.

Apa yang dilakukan namja ini?

Tubuh nyunji tiba tiba menegang. Rasanya seperti ada aliran listrik yang menjalar di tubuhnya. Mata nya membulat hampir sempurna ketika ia merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirnya. Ya, hanya menempel. Tapi hal itu membuat jantung Hyunji seolah sedang meloncat loncat di kasur Queen size miliknya. Tangannya saling mengepal erat di pangkuannya.

Sehun menciumnya? Astaga!

Sekali lagi,

SEHUN MEN-CI-UM-NYA!!

Oh my God!

” Kau tidak perlu melakukan hal bodoh yang kau ucapkan. Cukup lakukan hal seperti yang barusan aku lakukan, bukankah aku berbaik hati sudah memberimu contoh? hmm? ”

Semburat merah muncul di pipi Hyunji. Ia bahkan masih membelalakkan matanya.

” eoh? Kau tidak mau melakukannya? ”

Hyunji hendak membuka suara,tapi Sehun malah menginterupsi ucapan Hyunji seenaknya. Hingga ia bisa merasakan–lagi bibir Sehun menempel di bibirnya. Dan anehnya, Hyunji bahkan tidak bisa mengeluarkan reaksi apa apa. Ia hanya mematung. Terlalu terkejut dengan apa yang namja ini lakukan.

” Baiklah. Sudah ku maafkan ”

Sehun berkata setelah melepas tautan mereka. Sambil tersenyum. Lalu merangkul pundak Hyunji, membuat kepala gadis itu bersandar di dadanya.

” Se..Sehun-a. A..apa yang kau la..kukan? ”

Hyunji baru bisa mengeluarkan suara sekarang–setelah sekian lama terjebak dalam rasa keterkejutannya.

“Mengambil alih hukumanmu. Oh ya. Mulai sekarang dan seterusnya kita harus merayakan tanggal dan hari ini. Karena mulai sore ini kau yeoja ku! ”

“A–apa? Ya! Aku tidak — ”

” Kau harus mau! Karena aku sudah mengenalkan diri pada ayahmu sebagai namjachingumu ”

” Y-ya! Oh Sehun! “

∞∞∞∞FIN!∞∞∞∞

Note : Maafkeun saya jika FF saya ini gaje, abal, lebay, endingnya aneh,ceritanya aneh, judulnya gak sesuai sama cerita dsb. Sekali lagi maafkeun saya. Saya masih dalam tahap belajar, dan komentar kalian semua sangat berharga buat sayaa^^

so, don’t be SIDERS please!

Big thankss buat admin yang udah mau publish ff ku. Juga buat reader yang rela mau baca juga comment. Kalian luarbiasa!

Sayonara~ #bow

Ameliakkim230

9 thoughts on “[FREELANCE] Look at Me”

  1. FFnya bagus aku suka ^^
    Feelnya juga dapet, tulisannya juga rapih.. Apalagi castnya Sehun, hwaaa 😀
    Disini Sehun sedikit Jahil, bikin ketawa. Apalagi pas ada Ayahnya Hyunji dan adegan kisseu tadi.. Waah 😀

    Like

  2. suka!!! astaga udah ada Sehun ma bias ada Hanbin juga pula! FF nya makin keren kalo ada sequel nya :v *plakk

    Like

  3. kak aku ngebayangin kayak gitu di indonesia kok jadinya aneh ya… tapi seriusan aku suka, suka banget malah…
    terus berkarya…

    Like

Your Feedback, Please!