That’s Right! My Type [Chapter 3]

o0IecZ100w

Voyezkaa │ Oh Sehun & Im Nayeon , Kim Jongin│ Romance , Marriage Life , Sad │PG-16

Disclaimer : Fiksi ini sepenuhnya milik Voyezkaa, kecuali cast milik Tuhan . Bila ada kesamaan itu tidak disengaja. Sorry for typo!

Visit my blog in here >> Voyezkaaa Fanfictions <<

Story & Cover : Voyezkaa
Don’t be a silent readers

Happy Reading . . .

Chapter 1Chapter 2

Ruangan dengan cat berwarna kuning pucat ini tampak sunyi. Tak banyak manusia didalamnya. Terebih kamar ini dijaga oleh penjagaan yang ketat. Dua orang penjaga di depan pintu masuk.

Pria itu telah memutuskan. Setelah wanitanya sadar ia akan membawanya untuk tinggal bersama di mansionnya di daerah Gangnam. Daerah elit hanya untuk siapa pun yang berani membayar ratusan juta won. Sehun salah satunya.

Tak ada yang tau keadaan wanita yang tengah terbaring lemah ini. tidak Jongin tidak pula Dahyun. Hanya Sehun dan Dokter Choi lah yang mengetahui keadaannya. Egois bukan? Ya beginilah Sehun. Wanitanya sudah ada di depannya saat ini. Akan sia-sia jika ia dikembalikan ke panti. Dan tentu saja ia tak mau rencana ini gagal.

Entah dorongan dari mana ia sudah memaafkan Chanyeol dan Baekhyun malam tadi. Ia kesal dan bahagia di saat yang bersamaan. Kesal karna Nayeon tak kunjung bangun dan bahagia karena Nayeon ada padanya saat ini.

Keduanya bingung dengan sikap tuannya yang tiba – tiba saja berubah. Tidak biasanya Sehun memaafkan orrang dengan mudah seperti saat ini. Atau karna wanitanya sedang berada disisinya saat ini?tidak ada yang tahu bukan?. Dan setelahnya tak ada kata yang keluar dari mulut mereka selain “maafkan kami tuan” dan “terima kasih tuan”

─────

Sudah tiga hari Nayeon tak juga sadar dari tidurnya. Entahlah mungkin ia ingin menikmati tidur panjang nan indah ini. Bersama mimpi – mimpi indah di dalamnya. Dimana semua orang tak akan bangun jika mimpi itu terlampau indah. Ingin tetap berada disana menikmati semuanya. Yang mungkin tak bisa dinikmati di dunia nyata. Tetapi bisa saja bukan mimpi indah yang di dapatkannya. Atau bisa saja mimpi buruk yang menghalanginya untuk tidak terbangun saat ini. Terjebak di dalamnya.

Tetapi tidak dengan pria ini – Sehun. Ia tengah menunggu Nayeon sadar dari komanya. Ia tak keluar dari kamar ini barang sedetik pun. Ia ingin ketika Nayeon sadar ia lah yang pertama kali dilihat.

“Ku mohon Nayeon bangunlah” ucapnya lirih sembari menggenggam tangan wanita lemah ini. Tidak! sebenarnya Nayeon tak lemah. Hanya keadaan lah yang membuatnya seperti ini.

“apakah mimpi itu indah?hingga kau tak ingin bangunlagi?hah?” lagi dan lagi Sehun menjadi sangat lemah saat ini. Hanya karena wanitanya.

“ku mohon bangun lah, setelah kau bangun aku akan membuat yang itu menjadi lebih indah. Aku punya segalanya, kecuali kasih sayang, kau boleh meminta apa pun dari ku setelah kau sadar – tapi tidak untuk kembali ke masa lalu mu..” ucapnya yang terdengar makin lama makin pelan. Suaranya seolah tercekat oleh batu besar. Ia tak sanggup lagi. butiran krystal itu jatuh dengan sendirinya.

“Apakah kau tak ingin melihat ku? bahkan kita hanya bicara sekali waktu itu. Kau mengingatnya kan?” sehun seolah berbicara pada angin. Tatapannya hanya tertuju pada satu titik yang indah. Bahkan sangat indah. Hingga meninggalkannya saja ia tak mampu. Dan ingin terus berada disisinya. Selamnya.

Sehun terus menggenggam tangan Nayeon. Mengelusnya perlahan. Genggaman itu tak ia lepas kecuali saat dokter sedang memeriksa Nayeon. Ia bahkan rela tak masuk kerja. Padahal pekerjaannya bisa dibilang menumpuk. Ia hanya ingin bersama wanitanya saat ini dan dikemudian hari.

─────

“Nayeon ku mohon angkatlah” ucap Jongin saat ini.

Jongin sangat khawatir. Bagai mana tidak, semenjak pesan terakhir Nayeon,wanita itu tak mengabariya barang sekali pun. Jongin sudah tak bisa berfikir dengan jernih tepat dua hari yang lalu hingga detik ini.

“kemana sebenarnya kau Im Nayeon” jongin sudah terlampau emosi. Dikamarnya ini ia berbica sendiri. Mengumpat dan menyumpah serapah siapa pun yang berani melukai atau bahkan menyentuh Nayeon nya itu, Jongin tak segan – segan akan menghabisinya saat itu juga.
Sudah beratus kali ia menelfon dan memberi pesan. Tetap tak ada jawaban apa pun. Padahal ponselnya aktif.

“apa yang harus ku lakukan AAARRRGHHHH!!!” berteriak sekuatnya dan menarik rambunya sendiri.

─────

Mereka tak peduli dengan apa yang terjadi saat ini. Bahkan hanya mendengar namnya saja mereka muak. Tak ada yang ingin tau dengan keadaan saat ini. Tak ada satu pun kecuali seorang yang teramat mencintainya – Kim Jongin

Keadaan Seoul University dalam lima hari kebelakang tak begitu menghebohkan. Setelah beredar hilangnya salah satu mahasiswi mereka. Tidak siswa atau pun dosen yang mengajar. Mereka sungguh tidak peduli.

Hilangnya seseorang di Universitas itu tidak merubah apa pun bukan?ya. tapi tidak untuk Jongin. Ia bahkan nyaris gila dengan keadaan ini. Ia tak bertemu dengan wanita yang dicintainya. Bagaimana bisa dia bisa hidup.

─────

Satu minggu telah berjalan sangat lambat. Orang – orang tetap melakukan pekerjaanya saat ini. Tidak untuk Sehun, pria ini tetap setia dengan wanitanya. Salahkah jika Sehun menyebut dengan kata ‘wanitanya’ seolah itu sudah menjadi miliknya – ah bukan, wanita itu memang harus menjadi miliknya.

“kau tahu, sebenarnya saat ini aku sangat menyukai keadaan mu seperti ini. Terlebih karna kau berada didekat ku.” ucapnya lirih sambil tertawa renyah.

Gila!Oh Sehun sudah benar – benar menjadi orang gila! Dia menyukai wanitanya dengan keadaan tak berdaya seperti saat ini. Sungguh tak dipungkiri kau Oh Sehun sialan.

─────

Sendiri. Berada di tempat yang bahkan ia sendiri tak tahu ini dimana. Yang pasti ini bukan dunia. Dua bukan seperti ini. Dunia sangat kejam dan tak sesepi sekarang.

Gelap. Tak ada satu pun cahaya yang meneranginya. Sendiri. Tak ada siapa pun disini. Sepi. Tak ada satu pun suara terdengar. Tujuannya sekarang hanya satu. Ia ingin segera keluar dari sini. Di tempat yang menyeramkan. Sungguh menakutkan. Sebenarnya tak ada alasan untuk ia tetap bertahan. Orang tuanya saja tak menginginkannya? Bagaimana dengan yang lain? Sungguh tak bisa dibayangkan.

Ia. Terus berjalan tak tentu arah. Sudah tak terhitung berapa waktu yang dia butuhkan untuk berari. Lari dari mimpi buruk ini. Mimpi nya tak seindah yang kalian bayangkan. Lihatlah dia sangat menyedihkan untuk saat ini.

Waktu terasa berjalan sangat lama. Hingga ahkirnya ia menemukan setitik cahaya yang berada jauh disana. Bagai mana bisa dia meuju kesana. Sangat jauh dan pastinya melelahkan. Sebenarnya ia merasa hangat saat beberapa hari yang lalu. Bagai mana tidak? Ada sebuah tangan kokoh – tapi sekarang lemah yang saat ini tengah menggenggam dengan saat erat. Seolah tak ingin terlepaskan.

Cahaya itu lama kelamaan menjadi lebih terang. Hingga menyilaukan mata. Sungguh ini sangat sakit. Hingga akhirnya tangan kecil itu bergerak. Dan langsung mendapat resepon dari sang penggenggam. – Oh Sehun.

“Nayeon-ah kau sudah sadar?” tanya Sehun saat melihat pergerakan tangan Nayeon beberapa detik yang lalu. Sehun merasa bahagia. Sungguh.

Perlahan mata indah itu terbuka. Sedikit.sedikit.sedikit. dan yah! Terbuka. Ia melihat sekeliling. Dan tentu saja bingung. Bagaimana ia bisa disini. Dan, ah!! Hanya mengingatnya saja sudah membuat kepalanya begitu sangat sakit.

“arghh” suara parau Nayeon terdengar menyedihkan. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi. Tapi semakin ia mengingat itu akan semakin sakit.

“Nayeon-ah, apa nya yang sakit?”tanya Sehun. Mendapat tatapan mengejutkan dari Nayeon. Apa Nayeon baru sadar? Fikirnya. “kepalamu?”tanyannya lagi. dan Nayeon hanya menggangguk kan kepalanya lemah. Sehun mengacak rambut Nayeon.

Sang pria ini segera memencet tombol darurat di atas sebelah kiri tempatnya saat ini. Tak lama dokter Choi serta perawatnya datang. Ia tersenyum melihat Nayeon sudah kembali membuka matanya saat ini. Dokter Choi memeriksa dengan hati – hati. Sehun dengan setengah hati segera menyingkir dari tempat semula.

“bagaimana keadaannya dokter?” tanya sehun khawatir.

“syukurlah Nona Im sudah sadar. Keadaanya masih lemah. Tak seharusnya memikirkan yang lain dulu. Hanya beristirahat dan jangan banyak bergerak untuk saat ini dan kedepannya. Setelahnya kita akan melakukan pemeriksaan lagi” dokter Choi menjelaskan dengan panjang. Nayeon mendengarkan begitu juga Sehun.

“baik doker terima kasih” sahut Sehun. Dia kembali menatap Nayeon. Dilihatnya wajah wanita itu sungguh menyedihkan. Bibir pucat. Mata sayu dan ia pasti merasa kesakitan saat ini.

“Saya akan memberi beberapa Vitamin dan bebarapa obat penambah daya tahan, karna saya rasa saat ini tubuh Nona Im sangat lemah” sehun hanya mengangguk.

“kalau begitu saya permisi tuan Oh , Nona Im” setelah memberi apa yang dibutuhkan pasien dokter Choi membungkuk kepada Sehun dan Nayeon. Dan segera pergi. Sehun hanya mengangguk.

“syukurlah kau sudah sadar, aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu” kata Sehun dengan lembut seraya duduk di samping ranjang Nayeon.

“apa yang terjadi dengan ku?” tak menjawab kata Sehun, malah ia bertanya.

“sstttt!! Jangan banyak fikiran. Kau harus banyak beristirahat, setelahnya baru aku jelaskan” Sehun memberi nasihat kepada Nayeon. Ini sangat langka bagi Sehun.

“baiklah” Nayeon menurut dan tersenyum kepada Sehun.

Deg!

Senyum itu. Senyum yang sangat ia nantikan dari wanitanya. Sungguh, walaupun dengan keadaan bibir pucat seperti saat ini saja senyum itu bisa membuat jantung Sehun berdetak tak karuhan. Uhh sial!!

─────

Nayeon menatap kosong saat ini. Ia juga terlihat sedikit gelisah. Tak ada yang ia bisa lakukan saat ini. Tak boleh banyak bergerak. Dan hanya perlu istirahat saja. Sebenarnya banyak pertanyaan – pertanyaan yang berputar saat ini di dalam otaknya. Tapi ia urungkan niatnya untuk bertanya dengan pria di sebelahnya saat ini. Namanya? Tentu saja Nayeon tahu.

Oh Sehun. CEO Oh’s Corp. Donatur terbesar di tempat dimana ia tinggal selama ini. Bagaimana bisa ia tak mengenalinya?

Sehun hanya menatap Nayeon sedari tadi. Tatapan itu begitu sendu. Terpancar raut bahagia di wajah tampannya saat ini. Ia heran melihat Nayeon gelisah saat ini.

“kau membutuhkan sesuatu?” tanyanya lembut. Nayeon menoleh kearah Sehun. Dan menatapnya. Ia ingin mengatakannya tapi ia sangat malu nantinya.

“katakanlah!” dengan nada yang sedikit memerintah.

“a–aku i–ingin..” Nayeon menggantungkan kalimatnya. Membuat Sehun semakin geram melihat wajah Nayeon saat ini. Terlihat lucu dimantanya.

“kau ingin apa?heum?” Sehun berkata dengan sangat lembut.

Deg!

Saat itu juga jantung Nayeon seakan berhenti berdetak. Sungguh prria di hadapannya saat ini bukan hanya tampan , tapi ia juga hampir merebut hati gadis ini.

“pipis” katanya pelan. Wajahnya tertunduk, ia sangat malu. Bagaimana bisa ia berkata demikian dengan seorang pria. Yang ia saja tak terlalu mengenalnya. Wajahnya merona. Sehun tersenyum penuh arti.

“kau sungguh lucu” sehun mengacak – acak rambut Nayeon.

Sehun membantu Nayeon untuk kekamar kecil yang ada di sudut ruangannya saat ini. Ia menduduki Nayeon di kursi roda. Karna untuk berdiri saja Nayeon tak memiliki tenaga. Tak lupa pula selang infus yang berada di tiang saat ini ikut besama mereka.

Sehun membantu Nayeon seolah seperti ayah yang sedang mengurusi anaknya yang berusia enam tahun. Mereka sudah didalam toilet. Nayeon menatap Sehun. Kenapa dia tak keluar juga? Ucapnya dalam hati. Sehun tersenyum.

“apa perlu aku bantu menurunkan celananya juga?” Sialan kau Oh Sehun. Dalam keadaan seperti ini bisa – bisa nya kau berfikirian mesum.
Blush!
Rona merah itu kembali muncul. “baiklah aku menunggu diluar”

─────

Tiga hari setelah ia sadar. Akhirnya ia diperboleh kan pulang. Sejujurnya Nayeon bingung. Banyak sekali pertanyaan di dalam otaknya ini. Kenapa Jongin tak menjenguknya?atau Jongin tidak tahu kalau ia sedang dirawat. Ibu Han Juga? Kenapa ia tak melihat Nayeon. Sungguh ia sangat sedih melihat dirinya sendiri. Tak dipedulihan oleh orang tersayangnya. Ya. Terkecuali Sehun. Pria ini masih tetap setia menemani wanitanya.

Tiga hari itu pula Nayeon menurut apa saja yang di perintahkan Sehun. Sehun juga begitu perhatian kepadanya. Entah mengapa ia menjadi penurut kepada Sehun ia merasa benar – benar nyaman untuk saat ini. Bahkan semenjak bersama Jongin rasanya tak senyaman ini.

Senyumannya yang hangat, bicaranya yang lembut, belaian tangannya yang memicu kerja jantung berdetak lebih cepat. Ternyata benar apa yang sering orang – orang bilang. Oh Sehun benar- benar berhati mulia. Saat ini ia mempercayainya. Tapi bagaimana jika itu hanya omong kosong semana. Yang seolah – olah hanya untuk menarik hati Nayeon agar ia menjadi sangat nyaman bersamanya?

“ayo kita pulang” tawar sehun sembari menampakkan senyum mematikan itu.

Lagi dan lagi Nayeon seakan – akan terhipnotis oleh pria yang berada dihadapannya saat ini. Kenapa ia tak bisa menolak Sehun. Barang sekali pun. Nayeon hanya menganggukan kepalanya. Ia duduk di kursi roda, karna kepalanya saat ini masih terasa pusing akibat benturan itu. Hampir saja ia terkena amnesia pada saat itu juga.

Sehun sudah memberitahu ia bahwa ia tak perlu memikirkan biaya rumah sakit ini. Nayeon merasa tak enak hati kepada Sehun. Tapi dilihat nya Sehun saat itu memang terlihat benar – benar tulus. Dan lagi – lagi Nayeon tak bisa menolak nya.

Merka sedang dalam perjalanan menuju mansion Sehun. Di lorong rumah sakit banyak orang – orang menatap meraka heran. Bisikan – bisikan itu terdengar ditelinga mereka berdua.

“Apakah itu tunangan Oh Sehun”
“waah wanita itu sangat beruntung mendapatkan Oh Sehun”
“apakah ia yang menggoda Oh Sehun, heoll daebak!”

Banyak sekali umpatan – umpatan mereka yang terdengar kasar. Sehun seolah tak mendengar. Tapi ia khawatir terhadap wanitanya saat ini yang sedang duduk dikursi roda yang di dorong oleh Kang ahjussi. Sehun menatap Nayeon dan saat itu juga tatapan mereka bertemu. Dilihatnya raut wajah Nayeon khawatir. Ia menggigit bibir bawahnya pertanda ia gugup. Sehun mengisyaratkan dengan raut wajah seolah mengatakan “semua baik – baik saja” dan Nayeon hanya menggaggukkan kepalanya.

Nayeon mempunyai alasan tersendiri, mengapa ia tak menolak Sehun. Karna ia tahu pasti Sehun yang menolngnya saat itu, Sehun juga yang membiayai pengobatannya. Dan hanya itu yang bisa ia lakukan. Sesungguhnya tak ada orang sebaik Sehun, mungkin ia tak bisa membayangkan seperti apa nasibnya saat itu.dan itu juga sebagai ungkapan rasa terima kasih.

─────

“oppa” panggilnya lirih.
Tapi oppanya itu sama sekali mengabaikan panggilan dari adiknya tersebut. Entah sudah berapa kali adiknya memanggil nya. Ia tetap mengabaikan. Jangankan menoleh mendengarnya saja ia seakan muak. Lebih baik melihat kearah dinding, yang mungkin dinding itu lebih indah menurutnya.

Sang adik sudah mulai frustasi melihat oppanya seperti orang gila saat ini. Padahal dari semenjak kejadian itu terjadi ia ingin sekali menjelaskan kepada oppanya itu tentang kekasihnya.

“YA!! JONGIN OPPA” kim Dahyun – sang adik saat ini berteriak tepat di sebelah telinga Jongin. Dan ternyata ini berhasil. Jongin menoleh kearanh Dahyun dengan tatapan sendu dan menyedihkan. Oh tuhan kenapa oppanya saat ini tak terlihat seperti manusia! Sungguh menyedihkan sekali dia.

“hum” jawab Jongin singkat. Sebenarnya saat ini ia masih ingin sendiri. Tetapi ia tak boleh mengabaikan adiknya terus dan sepertinya ada hal yang mendesak yang ingin adkinya bicarakan saat ini. Oh Jongin! Kenama saja selama ini. Tentu saja ada hal yang mendesak. Secara Dahyun itu sahabat Nayeon. Dan mungkin sangking stressnya Jongin melupakan hal itu. Karna ia terlalu fokus mencari kekasihnya itu.

“oppa ada yang ingin kubicarakan tentang Nayeon” Dahyun menatap Jongin. Dan Jongin seakan nyawanya kembali terkumpul mendengar apa yang adiknya bicarakan saat ini. Ohh! Tentu saja ia akan mendengarkan apa saja tentang Nayeon saat ini. Karna itulah yang ia nanti selama ini.

“Nayeon dipecat dari tempat kami kerja oppa setelahnya aku tak mendapat kabar darinya, barang sekali pun”

Deg!

Jantung Jongin seakan berhenti berdetak setelah ia mendnegar perkataan adiknya ini. Ia menatapp Dahyun dengan tatapan seolah ini hanya candaan saja. Tapi Dahyun menggelengkan kepalanya. Seakan memberi tau bahwa ini nyata. Dan saat itulah Jongin seperti ingin mati saja. Mendengar bahwa Nayeon sudah tak bekerja lagi. itu membuat harinya sakit. Darimana Nayeon kelak akan medapatkan uang?itulah yang ia fikirkan saat ini.

Tentu saja Jongin juga tak mendapatkan kabar apa pun dari Nayeon. Ia juga sudah mendatangi Nayeon di panti asuhan dimana ia tinggal. Tapi Ibu Han juga tak menndapat kabar Nayeon. Ibu Han bilang ia sudah melapor ke polisi. Tetapi sampai saat ini tak ada kabar tantang Nayeon. Mereka semua – orang yang menyayangi Nayeon merasa kehilangan. Bagaimana jika sesuatu terjadi padanya?apakah ia saat ini hidup dengan baik?makan dengan baik? Oh tentu saja. Karna saat ini hingga seterusnya Nayeon akan tinggal bersama Sehun. Dan Sehun pastinya akan melakukan apapun agar Nayeon tetap disana. Bersamanya.

─────

Sore ini,mereka sampai dikediaman Oh Sehun. Halaman rumah yang luas. Rumah bergaya eropa modern. Menambah kesan mewah disananya. Terdapat tiga lantai. Rumah ini – ah bukan Mansion lebih tepatnya hanya dihuni seorang Oh Sehun dan beberapa pelayan. Orang tuanya – Appa dan Eomma Sehun jarang sekali mengunjungi tempatnya tinggal saat ini.

Mereka sampai di mansion Sehun. Nayeon menatap kagum apa yang sedang ia lihat saat ini. Ini sungguh diluar fikirannya. Sehun terlihat – ahh bukan terlihat lebih tepatnya sangat kaya. Fikirnya. Saat ia memasuki pintu utama, mereka disambut oleh semua pelayan rumah sambil tertunduk hormat. Nayeon merasa tak enak. Bagaimana bisa usianya saja jauh dibawah mereka. Nayeon hanya menanggapi dengan senyuman. Kang ahjussi memberhentikan langkahnya begitu Sehun menghalanginya dengan tangannya. Nayeon bingung.

“aku perkenalkan kepada kalian. Dia Im Nayeon. Mulai saat ini dia menjadi Nyonya di rumah ini.” Sehun menatap tajam oleh para pelayan dimansionnya. Para pelayan hanya menggangguk.

Nayeon terkajut. Sungguh ini diluar dugaannya. Bagaimana bisa Sehun membuat satu keputusan yang tidak dirundingkan dengan mereka berdua. Ia menoleh kearah Sehun dengan tatapan tak percaya. Sehun menanggapinya hanya dengan Senyuman. Kang ahjussi kembali melanjutkan mendorong kursi roda Nayeon.

Dimansion ini terdapat lift. Sehingga tak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke lantai 2 – kamar Sehun. Dilantai tiga terdapat ruang kerja Sehun. Dan ruang makan terdapat di ruang bawah. Sehun membawa Nayeon ke dalam kamarnya. Seolah mengerti, Kang ahjussi segera menyingkir dari sana. Begitu mereka sampai di depan pintu kamar.

Sehun menggendong Nayeon untuk masuk kedalam kamarnya. Lagi – lagi Nayeon dibuat terkejut dengan sikap Sehun saat ini. Sehun membaringkan Nayeon di kasur king sizenya. Tak ada penolakan dari Nayeon saat ini. Melihat seisi kamar ini Nayeon dibuat kagum. Kamar yang ukurannya bisa dibilang sangat luas. Bahkan kamar ini seluas tiga kali besar ruang tamu di pantinya.

“mulai saat ini kau tinggal disini.” Sehun memulai percakapan. Ia duduk ditempat tidur di samping Nayeon. Membenarkan selimut yang di gunakan wanitanya.

“apakah jika aku sudah sembuh, aku bisa pulang?” ia ragu – ragu untuk bertanya. pertanyaan itu muncul begitu saja. Entah apa yang Nayeon fikirkan saat ini. Ia merasa sedikit takut dengan Sehun. Sehun tersenyum. Sebenarnya ia enggan menjawab pertanyaan ini.

“Tidak!” dengan suara tegas. Sehun menghela napas. “Kau akan tinggal bersama ku Nayeon” katanya dengan lembut. Sehun melanjutkan. “dan ku beri tahu satu hal, aku tak suka penolakan” Sehun mengecup kening Nayeon lembut.

Nayeon sangat terkejut dengan sikap Sehun. Raut wajahnya berubah seketika. Ia akan tinggal disini?bagaimana dengan panti?jongin? oh ya tuhan!! Nayeon ingin sekali bertemu mereka saat ini. Terlebih Jongin. Bahkan ia belum memberi kabar tentang kebereradaanya saat ini. Pasti mereka sangat khawatir. Tetapi bahkan Jongin saja tak mencarinya begitu juga ibu Han. Oh! Atau jangan – jangan mereka telah melupakan Nayeon.

Sehun yang melihat raut wajah Nayeon berubah, ia sudah tahu pasti Nayeon sangat ingin bertemu Laki – laki sialan itu –Jongin. Dengan susah payah Sehun meredam emosinya saat ini. Ia tersenyum dengan sedikit dipaksakaan. Kau harus bersikap lembut kepada wanitamu Oh Sehun!! Jangan memikirkan egomu yang sialan itu!. Bisa – bisa nanti kau kehilangan wanitamu yang sudah susah payah kau dapatkan.

─────

Suasana tempat ini sangat ramai. Karna ada petugas kepolisian yang datang. Mereka mencari informasi. Yang katanya ada seorang anak panti saat ini hilang. Ibu Han sangat khawatir. Bukannya tidak berusaha mencari Nayeon. Tetapi keadaanlah yang membuatnya agak terbengkalai dengan belum kembalinya Nayeon saat ini.

Usia Ibu Han tak lagi muda. Ia mengurus sekitar enam puluh anak panti. Yang sekitar dua puluh masih terbilang balita dan sisanya sudah bisa mengurus diri sendiri. Seorang diri. Karna ia sangat dipercaya oleh Presdirnya – Oh Sehun. Ibu Han sudah bekerja dari usia dua puluh tujuh. Sampai saat ini bahkan ia belum menikah – ah bukan belum tapi tidak menikah. Hari – harinya ia dibantu oleh Nayeon. Karna Nayeon lah yang usianya lebih tua dari yang lainnya. Hanya ada beberapa yang usianya sekitar delapan belas tahunan. Dan mereka tak serajin Nayeon.

“baik bu, akan kami usaha kan mencari keberadaan Nayeon-ssi” petugas kepolisian sudah mendapat informasi tentang hilangya Nayeon. Petugas juga merasa iba kepada Ibu Han.

“terima kasih pak, kami menyerahkan semuanya kepada kalian” ibu Han menunduk memberi hormat. Sebelum polisi itu pergi dari panti tersebut.

Beberapa anak yang dekat dengan Nayeon juga merasa sedih. Mereka tak lagi mendengar Nayeon bercerita sebelum tidur, membantu mengerjakan tugas yang di beri guru di sekolah. Dan keperluanlainnya. Mereka sangat menyayangi Nayeon.

Lee Minri. Bocah yang berusia dua belas tahun ini sangat kehilangan eonninya saat ini. Bahkan eonninya ini belum membahas perihal makan bersama di acara ulang tahunnya yang sekitar dua minggu lagi. apakah eonninya saat ini lupa? Minri sangat berharap akan hal itu. Sungguh.

Ibu Han memecah lamunan Minri saat ini. Ibu Han menyuruh mereka untuk segera membersihkan badan. Karna hari sudah hampir petang.

─────

Makan malam di mansion mewah ini sangat sepi. Hanya terdengar suara sumpit saja. Kedua manusia yang sedang menikmati makan ini tampak tak ada yang ingin membuka suara terlebih dahulu. Pria ini mencuri – curi pandang kearah wanitanya.

Melihat wanitanya saat ini makan dihadapannya membuat Sehun meleleh seperti lilin saat ini juga. Wajah polos itu sangat damai. Bibir yang indah perlahan memakan makanan yang ada di depannya. Kulitnya yang putih mulus terekspos. Karena wanitanya saat ini hanya memakai gaun tidur sebatas lutut tenpa lengan. Sehun tak segan – segan membelikan pakaian wanita untuk wanitanya. Dimulai dari celana dalam, bra, tanktop, hotpants, kaos, baju tidur, gaun tidur, dress, hingga pakian untuk acara formal. Begitu juga untuk sepatu, tas dan makeup. Menghabiskan jutaan won untuk wanitanya tak masalah bagi Sehun. Tak mengurangi banyak angka nominal di dalam rekeningnya.

Sungguh ini makan malam pertamanya bersama wanita yang teramat ia cintai. Bukan hanya pertama tetapi ini akan menjadi selamanya. Pikir Sehun. Sehun terus menatap wanitanya saat ini. Sesekali ia tersenyum. Merasa di perhatikan Nayeon sedikit risih. Tatapan itu membuatnya sedikit tak nyaman.

Nayeon mengalihkan tatapannya ke arah Sehun. Tatapan mereka bertemu. Seolah terkunci. Hanya keheningan yang mereka dapatkan sedikit lebih lama.

“kau sudah selesai” sehun memecah keheningan yang terjadi beberapa saat lalu. Sehun tersenyum kepada Nayeon, meletakkan sumpit di kedua sisi mangkuknya. Hanya dengan menatap wanitanya makan saja sudah membuatnya kenyang.

“sedikit lagi” Nayeon kembali melanjutkan makannya. Ia sangat menikmati makanan nya saat ini. Banyak sekali menu yang di masakkan oleh Jung ahjuma. Nayeon menyukai ini. Rasanya sangat lezat.

“kalau sudah selesai kau langsung beristirahat, jangan banyak melakukan kegiatan dahulu.” Sehun memerintahlah Nayeon. Kondisi Nayeon masih dibilang lemah atau Sehun yang terlalu berlebihan menanggapinya?

“ne” hanya itu yang bisa Nayeon ungkapkan. Ia masih belum terbiasa dengan situasi saat ini. Bagaimana bisa tak khawatir. Ia tinggal dengan seorang pria yang baru saja ia kenali?tidur dalam satu kamar dan satu ranjang? Dan ia lagi – lagi mengingat perkataan Sehun bahwa ia tak bisa menerima penolakan. Menyebalkan bukan?

Nayeon terpaksa mengikuti semua kemauan Sehun. Dengan alasan yang sama. Sebagai rasa terima kasih karna telah menolongnya. Tapi mau sampai kapan? Itulah yang ada di fikiran Nayeon saat ini. Dan kalau kalian mau tahu. Nayeon juga orangnya sangat penurut. Ia tak bisa membantah.

“sudah” nayeon telihat seperi anak kecil yang mengadu kepada ayahnya untuk segala sesuatu yang dikerjakan. Sangat imut bukan? Sehun menyukai hal ini. Penurut. Sehun beranjak dari kursinya menuju kursi Nayeon. Untuk menggendong Nayeon. Wanita itu hanya menurut saja. Ya. karna saat ini kakinya sangat tidak baik. Pergelangannya terkilir dan susah untuk jalan. Karna itu lah ia hanya pasrah digendong oleh Sehun. Kalau saja tidak terkilir ia akan lebih memilih untuk jalan sendiri.

Hangat. Itulah yang Nayeon rasakan saat Sehun menggendongnya. Lagi – lagi jantungnya berdetak kencang, seolah ingin keluar dari tempatnya. Apakah ini yang dinamakan cinta? Nayeon tak yakin itu. Begitu juga dengan Sehun. Ia merasakan hal sama. Entah Nayeon mendengar detakan jantung atau tidak. Sehun tak memikirkan itu.

─────

Malam ini terasa sepi bagi sebagian orang yang sedang memiliki mood yang jelek. Sepi seolah tak ada kehidupan didalamnya. Kerinduan yang medalam ia rasakan saat ini, bahkan hari – hari sebelumnya. Cahaya malam yang indah dihiasi lampu – lampu jalanan di Seoul ini di tambah kilauan bintang – bintang di angkasa menambah kota ini terlihat sangat indah.

Kim Jongin. Pria ini hanya melamun seorang diri di balkon yang berada di kamarnya. Kesedihan dan kesepian itu yang ia rasakan. Jangan di tanya soal kekhawatiran. Karna ia sangat khawatir. Jongin menutup matanya. Seolah ingin menghilangkan beban nya. Membiarkan angin menembus wajah tampannya saat ini. Semilir angin malam membuatnya sedikit tenang.

Fikirannya tak lepas dari Nayeon.Nayeon.dan Nayeon. Kerinduan yang amat mendalam membuatnya nyaris gila. Hampir seminggu tak melihat wajah kekasihnya yang anat ia cintai itu. Andai saja ia tak ke Busan waktu itu. Pasti ia tidak dalam keadaan sepeti ini. Andai saja ia memberi kabar sebelum Nayeon berangkat kerja saat itu. Andai saja ayahnya tak memaksanya ikut. Andai,andai,san andai. Jangan hanya berandai Kim Jongin. Lupakanlah itu sudah terjadi. Dan sekarang saat nya menjalani hidup sebagai mana dengan rencana tuhan.

“Nayeon-ah aku merindukanmu. Tidak kah kau merindukanku?” jongin berbicara kepada angin dan gelapnya malam. Hanya kata – kata ituah yang bisa ia keluarkan.

Sesuatu mengganggu kegiatannya saat ini. Jongin berdecak kesal. Ingin rasanya menyumpah serapah siapa pun yang menganggunya saat ini. Menelfon saat malam begi. Ya walaupun masih menunjukkan pukul 21:00 KST. Jongin merogoh kantong celana nya. Dan mengambil handphonenya.

Terpancar raut bahagia diwajah Jongin saat in setelah melihat siapa yang mengubunginya. Tak menunggu lama ia menggeser tombo hijau kearah kanan.

“yeoboseo…”

TBC

Yuhuuuu akhirnya publish juga Chapter tiganyya. Maaf ya lama hehhe 😀 .Gimana respon kalian? Silahkan tinggalkan dikomentar yaa. Maap kalau kurang greget dan rada gaje wkwkk
Nayeon nurut amat ya sama Sehun. Sehun juga memaksa banget sih!! Siapa yang disini HunYeon Couple??? Kalau aku sih JongYeon Couple wkwkkkwk.
Dichapter selanjutnya aku kasih bocoran deh. Akan ada adegan romantis antara Sehun-Nayeon sama Jongin-Nayeon. Pada penasaran ga?? *gakyasudah-_-
Jangan lupa komentar/kritik/sarannya yaa. Jangan jadi silent Readers. Oh ya ada beberapa Chapter yang aku protected nih. Agar menghindari Silent reader. Makanya jangan lupa tiggalkan komentar ya!!!
Terimakasih buat yang sudah memberi dukungan agar fanfic ini tetap lanjut. Lanjut tidaknya fanfic ini tergantung dengan respon kalian ya^^ kalau kalian ga respon fanfic ini ga akan dilanjut alias hiatus!

Untuk yang ingin mendapatkan password klik disini >> PASSWORD <<

Mohon maaf lahir dan bhatin semunya yaa, bentar lagi lebaran nih hehehe . Byeee:*dapet cium untuk good reader dari istri Jongin:*:*:*:*:*

88 thoughts on “That’s Right! My Type [Chapter 3]”

  1. sehun naeyon shipper pokoknya hahah sip
    ada yg doprotect gakpapa eon tpi ijin minta pw hahahah yg penting sehun naeyon dibanyakin romance nya… tambahin bumbu konflik dikit kekekkkk
    ok keep writing eon thanks

    Like

  2. Aku mah yoenhun couple hihihi.
    Kira” sp yg nlpon jongin y? Ap naeyong…?
    Aku sk dsn naeyong nurut” aj ma ayahny upsss mksdx ma sehun wkwkwkw

    Like

  3. astaga -_- tidak menerima penolakan ceunah wkwkwkwk. elu jug yeon pasrah amat kkkk~ hohhh.. aku sih hunyeon dong kkkk~ btw maint castnya OhSeh Nayeon kan.. banyakin romens2nya yak kkk~

    Like

  4. Aku mendukung sehun-nayeon, tapi kasian jonginnyaa😳
    Oiyaa lumayan banyak typo yaa, tp masih bisa dimengerti kook😉

    Like

  5. Wahhhhh sehun kok rasanya jahat ya atau cuma aku yang ngerasa dia jahat.Aku kasihan nengok sih bang jongin yang merana karena hilang nya nayeon…..uhhhhh sedih.Tapi nayeon penurut amat ya ama sehun.Jadi kasihan.Aku mau dong di majain sehun*plak dtampar nayeon ##abaikan

    Like

Your Feedback, Please!