That’s Right! My Type [Chapter 5A and Password]

o0IecZ100w

voyezkaa │ Oh Sehun & Im Nayeon , Kim Jongin│ Romance , Marriage Life │PG- 17│

Disclaimer : Fiksi ini sepenuhnya milik Voyezkaa, kecuali cast milik Tuhan . Bila ada kesamaan itu tidak disengaja. Sorry for typo!

Story & Cover : Voyezkaa
Don’t be a silent readers

Chapter 1Chapter 2Chapter 3Chapter 4

Happy Reading . . .

flashback

“ya! Uljima… kenapa kau menangis.” Jongin menghapus air mata yang mengalir di pipi itu.

“mianhae..” ucapnya lirih. “mianhae Jongin-ah” ia menangis sejadinya. Ia tak peduli saat ini ia dibilang lemah. Jongin membawa Nayeon kepelukannya. Membiarkan wanitanya membasahi kemeja yang ia gunakan. Sesekali mengelus punggung mungil itu.

“ssstttt, jangan menangis Nayeon-ah” Jongin mencoba menenangkan wanitanya ini. Nayeon tak berkata apa – apa. Masih terisak dipelukan hangat Jongin. Mungkin matanya akan bengkak nanti. Dan ia tak peduli.

Jongin melepaskan pelukan itu dirasa Nayeon sudah terdiam. Wayahnya sangat menyedihkan. Ditatapnya wajah itu. Keduanya saling pandang. Jongin mengelus pipi itu. Nayeon memejamkan matanya. Menikmati belaian tangan Jongin. Tangan yang mungkin sebentar lagi tak bisa ia rasakan.

Jongin memajukan wajahnya. Mendekat kearah Nayeon. Keduanya terpejam. Dan. CHU. Jongin menyentuh bibir itu. Ditempelnya sejenak. Tak lama Jongin melumatnya atas dan bawah secara bergantian. Nayeon mengalungkan tangannya di leher Jongin. Ciuman itu semakin lama semakin menuntut. Keduanya merasa menikmati ciuman ini. Walau mereka sering melakukannya. Tapi tak pernah sampai seperti ini. Nayeon membiarkan Jongin seperti ini. Untuk menebus rasa bersalahnya dan menghapus jejak ciuman Sehun malam itu. Nayeon kembali meneteskan airmata bila teringat Sehun.

Jongin yang merasa bagin pipinya basah. Ia menghentikan ciumannya itu. Lagi. Ia melihat wajah terluka Nayeon. Ya Tuhan kenapa Nayeon sangat berbeda saat ini. batinnya.

Jongin menghapus air mata itu. “wae? Kenapa kau terus menangis?” Jongin bertanya lembut. Nayeon menggeleng. “mianhae..mianhae Jonginah” ucapnya tersendu, masih dalam tangisnya. Jongin sedikit binggung. Kenapa ia selalu minta maaf?

“Ya Tuhan Nayeon. Kenapa kau selalu minta maaf, kau tak salah, kau sudah kembali, itu sudah membuatku senang.” Jongin tersenyum tulus. Nayeon menatap Jongin penuh penyesalan. Apa yang harus ia lakukan?

“maaf sudah membuatmu menunggu Jonginah” ia menundukkan wajahnya. Sudah tidak terisak.

“aniya. Aku sudah harusnya menunggumu bukan?” tanyanya. Nayeon menggeleng. Jongin binggung.

“Jonginah~” panggilnya. Ia menatap wajah Jongin. Tangannya mengarah kewajah Jongin. Diusapnya wajah itu.

“aku harus melakukan ini, sejujurnya aku tidak ingin.” Kau harus kuat Nayeon. Ungkapkan semuanya sekarang. Ini sudah waktunya. Nayeon menarik nafas. “ini demi kebaikamu Jong, aku tak ingin membuatmu terluka, jadi aku harus melakukan ini.” ia melanjutkan.

“wae? Aku kuat Yeonah, aku ini pri–“ Nayeon meletakkan jarinya di bibir Jongin, menyuruh ia terdiam. “ssstttt biarkan aku berbicara dulu.” Nayeon tersenyum tulus. Jongin berterimakasih karena Nayeon sudah bisa tersenyum kembali.

“pria itu..” Nayeon menggantungkan kalimatnya. Ia terdiam. Memejamkan matanya mengingat perkataan Sehun waktu itu.

‘aku akan membuat Jonginmu itu terluka jika kau masih berhubungan dengannya’
‘tapi Hun–’
‘kau membantahku? Baiklah jika kau ingin begini’
‘aku akan membunuhnya’

Kau harus menyelesaikan ini Nayeon. Jangan membuat orang yang kau cintai itu terluka.

“pria itu ingin membunuhmu” lanjutnya. Jongin membelakkan matanya. “membunuhku?” tanannya hati – hati. Nayeon mengangguk “ya dia akan membunuhmu jika aku tak menuruti perkataannya. Maafkan aku Jonginah” Jongin tak percaya dengan ini.

“siapa pria itu Yeonah, aku yang terlebih dahulu memiliki mu. Kenapa dia –Ya tuhan.” Jongin frustasi. Ia mengacakkan rambutnya. Nayeon mengganggam tangan Jongin. Jongin terdiam.

Nayeon menggelengkan kepalanya dan tersenyum. “kau tak perlu tahu Jonginah, aku tak ingin kau terluka” Katakan Im Nayeon. Kenapa kau lama sekali “sebaiknya kita berdua saling berjauhan saja.” Tersenyum. “berpisah” Ucapnya pasti.

DEG!

Im Nayeon asal kau tahu Jongin tak bisa hidup tanpa mu. Dia mencintaimu. Amat sangat! Kenapa harus berpisah? Jongin ingin berbicara. Tapi Nayeon terlebih duu bicara.

Nayeon tersenyum dibalik lukanya. “ini yang terbaik Jonginah, untuk kita juga” maafkan aku Jonginah. Ucapnya dalam hati. Jongin masih tak bisa berkata – kata. Hatinya hancur. “jika aku tak kembali jangan mencari ku, jangan menungguku juga. arrachi.” Suara itu bergetar. Kau harus kuat Nayeon. Jongin meneteskan air matanya. Nayeon kau membuatnya terluka. Nayeon menghapus air mata di wajah Jongin. Ia tak sanggup melihat Jongin saat ini.

“bagaimana jika kita pergi saja Nayeonah, Jepang?America?Australia?Eropa?” Nayeon menggeleng. “tidak Jong, ia akan tetap mendapatkan ku.”

“SIAPA DIA IM NAYEON!!!” Jongin murka. Nayeon selalu saja menyebut dia. Siapa dia itu? Kau pantas mendapat ini In Nayeon. Batinnya.

“Saranghae Jonginah, selamanya aku akan mencintaimu.” Ucapnya dan CHU. Nayeon mengecup bibir, kening, pipi Jongin.

“annyeong Jonginah” ucapnya. Dan setelah itu Nayeon pergi meninggalkan Jongin. Ya pergi. selamanya. Mungkin Nayeon tak bisa kembali lagi bersama Jongin. Tapi bagaimana jika takdir berkata lain?
Jongin frustasi. Ia ingin mengejar tapi mengapa kaki ini tak sanggup berjalan. Ya tuhan ada apa dengan mu Jong. Kejar wanitamu. Kau akan kehilangan dia selamnya.

“Nayeonah, nado saranghae.” Ucapnya lirih. Dan ia kembali meneteskan airmatanya. Jongin hancur hati dan hidupnya. Yap. Benar – benar hancur.

Flashback off

─────

Sudah satu bulan semenjak kejadian dikampus itu. Nayeon tak pernah keluar rumah, kecuali Sehun yang mengajaknya. Ia hanya memiliki teman bicara Jung ahjumma. Wanita tua itu yang menjadi sosok teman untuk Nayeon. Ia bersyukur karna Sehun tak melarang ia berhubungan sama pembantunya ini.

Lama kelamaan Nayeon sudah terbiasa dengan sikap Sehun. Sehun mempunyai sikap yang berbeda beda seperti Christian Grey –pemeran Fifty Shades Of Grey. Terkadang baik, dingin, kasar, dan yang lucunya lagi ia terkadang manja. Jika saja media mengetahui ini apa yang akan Sehun lakukan?

Pagi ini Sehun dan Nayeon akan pegi ke butik milik noonanya Sehun –Oh Sena. Meraka akan fitting gaun pengantin? Gaun? Ya. Mereka akan menikah. Tak ada penolakan dari Nayeon. Selama Sehun tak menyakiti Jongin ia bahagia. Tapi tekdang Nayeon juga melupakan hal itu. nalurinya berkata bahwa ia akan bahagia bersama Sehun? Terkadang juga ia melupakan Jongin. Ia juga tak memikirkan ini sebagai rasa terima kasih. Apa mungkin Nayeon sudah tak cinta dengan Jongin. Tapi bagaimana pun juga Jongin adalah orang yang sangat ia cintai. Tapi ia mengingat perkataan seseorang. Cinta akan tumbuh dengan sendirinya? Apa benar? Atau ia juga sudah mencintai Sehun. Ya tuhan Nayeon. Begitu banyak salahmu kepada Jongin.

Nayeon pernah beberapa kali bertemu noona Sehun. Saat menjemput dibandara, saat makan malam keluarga dan –saat nanti

“kau sudah siap?” tanyanya.

“Sudah” Nayeon tersenyum kearah Sehun. Nayeon akhir – akhir ini terlihat bahagia bersama Sehun. “apa aku terlihat cantik?” apakah ini benar seorang Im Nayeon? Sepercaya dirikah dirimu?

“kau selalu cantik sayang.” Sehun menarik pinggang Nayeon. Merka berjalan keluar kamar.

“cih! Aku benci panggilan itu”

Sehun tak mendengarkan umpatan Nayeon. Ia senang sikap Nayeon seperti ini. kadang Nayeon juga terlihat manja. Minta ini dan itu.

─────

Mereka telah sampai di butik Sena. Beberapa pegawai yang melihat mereka menunduk hormat. Nayeon saat ini benar – benar terbiasa dengan ini. setiam orang yang mengenalinya pasti orang itu menunduk. Mereka tahu bahwa Im Nayeon calon istri Oh Sehun. Yang sebentar lagi akan menjadi Ny. Oh.

Sehun juga sudah mengungkap kepada media tentang pernihakan mereka. Tentu saja seluruh dunia tahu. Tak terkecuali Jongin.

“Selamat datang tuan Oh dan Ny. Oh” sapa seorang pegawai.

“Sena noona ada?” tanya Sehun. Tak mengabaikan sapaan pegwainya ini.

“ada tuan. Nona Sena ada diruangannya, mari saya antar tuan.” Ajaknya ramah. Mereka berjalan ke lantai tiga tepat ruangan Sena berada. Tidak ada lift hanya tangga. Sebenarnya Nayeon sangat lelah menaiki tangga ini. lumayan tinggi. Ia berhenti sejenak. Dan menahan tangan Sehun untuk berhenti. Nafanya terengah. Palayan itu juga berhenti beberapa langkah diatas mereka.

“kau lelah?”tanya Sehun panik. Ia berdiri dihadapan Nayeon. Mengelap peluh diwajah Nayeon.

“sedikit” ucapnya. Ia menyandarkan kepalanya di dada Sehun. Nayeon tak mempunyai fisik yang kuat. Ia sering kelelahan saat berolah raga sewaktu di sekolah menengah dan di SHS. Tak jarang ia juga pernah pingsan. Hanya karena mengejar pintu gerbang yang akan tertutup.

Sehun menghela nafas. “apa kau sering seperti ini?”

“ya” Nayeon menjawab cepat.

“huuh, bagaimana besok jika kita menikah, pastinya tamu akan banyak” ucap Sehun pelan.

“kalau begitu sediakan tempat duduk untukku”

“tentu saja sayang.” Sehun menggendong tubuh Nayeon ala bridal. Nayeon tak menolak karena ia benar – benar lelah. Padalah hanya beberapa tangga saja mereka sampai. Pelayan itu tersenyum melihat kelakuan mereka. Ia membukakan pintu ruang kerja Sena.

“silahkan tuan”

Sehun memasuki ruangan Sena. Sena terkejut melihat Nayeon berada di gendongan Sehun. Mereka bermesraan atau Nayeon pingsang. Sena panik.

“Nayeonah gwaenchana?” Sena berjalan kearah mereka. Sehun mendudukkan diri di sofa dan membaringakan Sena di sofa itu dengan kepala di paha Sehun.

“gwaenchanna eonnie, hanya sedikit ke–” belum sempat Nayeon melanjutkan perkataannya Sehun mencela.

“Ya! Oh Sena. Buatlah lift dibutik mu ini. lihatlah calon istriku kelelahan saat ia menaiki tangga mu ini.” Sehun memaki noonanya.

Pletak!

Sena memukul kepala Sehun kuat. Nayeon hanya tersenyum melihat kelakuan kakak beradik ini. “sakit bodoh”

“YA!!! OH SEHUN!! Kau sungguh tidak sopan dengan noonamu ini. huhh!” Sena mendorong Sehun menjauh. Dan ia menggantikan Sehun.

“apa kita perlu kerumah sakit.” Tanyanya pada Nayeon. Ia tak mendengarkan umpatan Sehun.

“aniyo eonnie, istirahat sejenak aku bisa sembuh.” Jawabnya.

“arraseo istirahatlah sebentar.”

─────

“pakailah ini” ucap Sena. Keadaan Nayeon sudah baik. Jadi mereka melanutkan aktifitas mereka yang tertunda.

“ne” Nayeon memasuki ruang ganti.

Sepuluh menit kemudian.

“kenapa dia lama sekali noona” tanyanya panik

“memang sedikit susah menggunakan baju itu” jawabnya dingin. Belum sempat Sehun berbicara. Seorang pegawai datang membawa baju Sehun.

“cobalah” Sera memberi gaun itu kepada Sehun. Sehun menerimanya dan segera menggantinya.

Sepuluh menit kemudian. Nayeon keluar dengan gaunnya. Dibantu oleh dua pegawai.

“apakah nyaman?”tanya Sera berjalan kearah Nayeon.

“ne eonnie” Nayeon tersenyum melihat dirinya sendiri. Begitu indah gaun ini.

“kau suka?” Sena berkeliling melihat Nayeon.

“heum” Nayeon mengangguk. Gaun ini telihat sangat indah. Begitu pas ditubuhnya.

Tak lama Sehun keluar dengan Tuxedonya. Tampan.

“waah cantik sekali sayang” Sehun mendekat kearah Nayeon. Memperhatikan dari atas ke bawah. Mereka tersenyum. Seolah di sini hanya berdua.

“ehem!” Sena sungguh mengganggu mereka!

“kami ambil ini noona” Ucap Sehun.

─────

“OPPA!!”

“OPPA!!” teriak Dahyun mencari oppanya. Dahyun berjalan terburu – buru menuju kamar Jongin.

“kenapa sayang, buru – buru sekali.” Sontak Dahyun memberhentikan langkahnya, karena suara sang eomma.

“oh! Eomma, aniyo, aku hanya ingin memberi ini kepada oppa.” Jawab Dahyun menujukkan undangan tersebut. Eomma Jongin mengambil undangan tersebut dan melihatnya.

Oh Sehun? Apa benar dia Oh Sehun. Batinnya. Dahyun menatap eommanya bingung.

“sepertinya undangan ini untuk eomma sayang” ucap eomma Jongin.

“untuk eomma?” Dahyun bingung. “apakah eomma mengenal keduanya?” tanya Dahyun.

Eomma tersenyum. “Oh Sehun tentu saja eomma mengenal. Dia kan CEO terkenal.” Candanya.

“aniyo, bukan itu eomma, itu juga Dahyun tahu.” Selanya cepat.

“arraseo, Oh Sehun anak teman eomma sayang.”

“Oh begitu, Dahyun kira ini untuk oppa” ucapnya seraya meninggalkan eommanya. Dahyun mengurungkan niatnya menemui Jongin. Bahkan ia lupa bahwa yang mejadi tujuan utama ia menemui Jongin adalah Im Nayeon –sahabatnya akan menikah..

─────

Pernikahan CEO Oh Sehun dan Im Nayeon diadakah meriah hari ini.

Begitulah berita yang mejadi trending topik saat ini. Pernikahan Oh Sehun dan gadis impiannya Im Nayeon.

“kau cantik sekali sayang.”

“gomawo eonnie” jawabnya.

Nayeon terlihat begitu anggun. Dengan gaun elegan dan mewah rancangan Oh Sena. Gaun ini hanya ada satu di Dunia. Hanya untuk Im Nyeon seorang. Dengan polesan make up yang senada dengannya. Gaun yang membuka punggung dan leher jenjangnya. Terekspos sempurna.

Mungkin Nayeon terlilah sangat gugup saat ini. Ia bahkan tak menyangka akan menikah diusia muda ini. setelah hidup dengan Oh Sehun ia bahkan tak pernag mengunjungi panti lagi. dan –ya dia melupakan Jongin.

Disisi lain seorang pria yang sangat tampan dengan tuxedonya terlihat raut biasa saja. Ia sangat menantikan hal ini.

“apa kau gugup nak?”tanya appa Sehun

“aniyo appa, aku biasa saja” jawab Sehun santai

─────

Tamu di acara pernikahan ini terlihat ramai. Tidak sembarang orang bisa memasuki ruangan ini. hanya orang tertentu saja. Begitu pun juga media yang meliput. Tidak semuanya diizinkan. Penjagaan yang super ketat untuk menghindari sesuatu yang berahaya. Tentu saja karena ini pernikahan Oh Sehun.

Acara pemberkatan keduanya telah usai. Saat ini Sehun dan Nayeon sudah berada di atas plaminan. Melayani para tamu yang memberi mereka ucapan. Nayeon terlihat sangat gugup saat ia berjalan menuju altar tadi.

“apakah kau tadi gugup” tanya Sehun.

“sangat.” Jawabnya cepat. Sehun tersenyum. Nayeon memperhatikan seisi ruangan. Semuanya yang ada disini tidak dikenalnya. Tak satu pun. tak ada teman – temannya yang diundang. Teman?apa Nayeon mempunyai teman?

Begitu juga Sehun ia memperhatikan para tamu yang sedang menikmati hidangan yang disediakan.

“apa kau lelah?” tanya Sehun. Tangannya memeluk pinggang ramping itu. Nayeon mengalihkan pandangannya kearah Sehun yang saat ini sudah menjadi suaminya. Ia mengangguk. Melihatkan wajah lelahnya. Bagaimana mungkin tak lelah ia bahkan juga melayani tamu sebanyak ini, dengan gaun seberat ini.

“kalau begitu kita pulang saja”

“jangan” sergahnya cepat. “ini kan hari pernikahan kita, kita harus menikmatinya bukan” ucapnya lembut. Sehun mengangguk dan tersenyum.

“kau haus?” tanya Sehun. Nayeon mengangguk. Ia sangat haus, bahkan ia juga lapar? “aku akan kembali, kau tunggu sini.” Sehun meninggalkan Nayeon sendiri. Ia mengambilkan minuman untuk mereka berdua. Nayeon menurut saja.

─────

Sehun berjalan kemeja ang diisi dengan berbagai macam minuman. Ia melewati para koleganya, dan tersenyum kepada mereka yang menyapanya. Sesekali ia berbincang. Hingga ia melupakan tujuan awalnya.

“kalau begitu, saya permisi, silahkan menikmati” Ucap Sehun seraya pergi meninggalkan koleganya itu. Ia menggambil minum. Ia mengambil wine dengan alkohol rendah, ia tak ingin melihat istrinya mabuk nanti. Setelahnya ia pergi. Tetapi belum ia pergi, ada suara yang menghentikan langkahnya. Suara yang selama ini ia ingin dengar. Suara itu. ya suara dari orang yang sangat ia benci dan ia sayangi. Ibunya.

“Sehunnie..” panggilnya lemah. Sehun menoleh kearah sumber suara. Ia tak terkejut. Karna ia lah yang mengundang ibunya. Tapi ia tak tahu jika ibunya akan datang. Tak masalah bagi Sehun, jika ibunya datang ia senang, jika tidak ia tak masalah.

Wanita itu berjalan mendekat kearah Sehun. Ia berheni setelah tepat berada didepan anaknya. Anak yang ia rindukan. Dua puluh tahun lebih sudah ia meninggalkan anaknya ini. wanita itu mengajak Sehun untuk menjauh dari orang – orang. Karna ia ingin bicara. Karena banyak yang tak tahu jika wanita ini adalah ibu Sehun. Sehun menuruti perintah ibunya. Ia kembai meletakkan gelas itu di meja tadi. Mereka keluar kedung.

Ditaman belakang ini mereka berbicara. Duduk bersebelahan di kursi panjang.

“Lama tak bertemu anakku” sapanya lembut. Ia menoleh ke arah Sehun. Menatap tepat kearah mata itu. mata yang sangat mirip dengannya. “aku merindukanmu” ucapnya diakhir kalimatnya. Matanya masih menelusuri wjah anaknya ini. sangat tampan. Dengan tuxedo pas ditubuhnya.

“ne arra” jawab Sehun. Ia tak melihat ke arah ibunya. Ia lebih memilih melihat alam yang indah ini. matanya tertuju ke arah lampu – lampu indah yang berkelap kelip. “sejujurnya aku membencimu..” kalimatnya menggantung. Ia menoleh kearah wajah ibunya. Ingin melihat bagaimana reaksi ibunya ini. Ibunya tak terkejut. Ia pantas di benci, sangat pantas. Ia tak menjadi ibu yang baik. Tapi ia juga tak menyesal memberi tanggung jawab Sehun kepada suaminya. Sehun menjadi orang yang disegani banyak kalangan. Dihormati, dan tampan. Hubungan ibunya dengan Sena –kakak Sehun sangat baik. Mereka sering bertemu. Ibu Sehun selalu menanyakan kabar anaknya. Ia tak tega jika meihat anaknya. Tapi ia bangga Sehun tumbuh seperti ini..

“tapi disisi lain juga merindukanmu….” sambungnya. Ibu Sehun –Jung Sooah tersenyum mendengar kalimat itu ‘merindukanmu’. “…eomma.” kata terakhir yang keluar dimulut Sehun membuat ibunya terkejut. Sehun memanggilnya dengan sebutan ‘eomma’ saat ini. disisi lain ia juga senang sekali. Setelah sekian lama ia tak menengar kata ini dari mulut anaknya –Sehun. Dan saat ini mendengarnya. Tanpa ia sadari sebuah cairan bening jatuh dikedua pipinya.

“gomawo anakku, kau masih menganggap aku eommamu…’ ucapnya terisak. Tangisnya muncul tiba – tiba. Sehun menghapus cairan bening itu dengan lembut. Ia tak tega jika melihat wanita menangis. “uljima eomma..” ucap Sehun. Ia Sooah mengangguk dan tersenyum. Ia ingin segera memeluk Sehun. Melepas kerinduannya kepada anaknya. Tapi ia tak bisa, wajahnya yang basah bisa saja membasahi tuxedo ini.

“gomawo Sehunnie..” Sehun mengangguk dan tersenyum.

Mereka bercerita. Bagaimana ia bertemu Nayeon. Bagaimana hidupnya selama ini. eomma Sehun berterimakasih karena anaknya tumbuh menjadi anak yang hebat. Ia bangga. Sangat lama lama, hingga Sehun lupa bahwa ia meninggalkan seseorang yang sedang menunggunya.

“eomma, seseorang sedang menungguku” ucapnya seraya berdiri. Sooah juga berdiri dan ia tersenyum. “aku duluan ya.” Sehun tersenyum. Baru beberapa langkah ibu Sehun bersuara.

“aku sudah mempunyai anak…” Sehun berhenti melangkah ia kembali menatap ibunya. “pria dan wanita, si pria tiga empat tahun dibawahmu” Ibu Nayeon tersenyum.Sehun tak terkejut. Ini wajar bukan? Dan ia memaklumi.

“kalau begitu sampaikan salamku untuk anak eomma ne?” eomma Sehun mengangguk. Sehun membungkuk dan pergi meninggalkan ibunya. “suatu saat akan kukenalkan kepadamu Sehunah” Sehun tak mendengar ucapan terakhir itu. karna ia sudah meninggalkan ibunya sendiri.

─────

Wanita ini mencari keberadaan seseorang yang dari tadi ia tunggu. ‘kenapa lama sekali’ ucapnya dalam hhati. Raut wajahnya menjadi muram. Berjalan? Ia sangat lelah, ia tak ingin pingsan lagi. itu sangat memalukan jika terjadi. Sudah sejak dua puluh menit yang lalu yang ia tunggu tak kunjung datang.

Nayeon –wanita itu menunduk. Jari tangannya saling bertautan. Hingga sedari tadi ia tak menyadari ada lelaki yang memperhatikannya. Lelaki dengan wajah kecewa. Tapi ia bisa apa? Ia ingin merusak acara ini? jika terjadi itu akan merusak citra keluarganya dan dirinya tentu saja.

Lelaki itu berjalan mendekat. Hingga ia berdiri tepat di depan Nayeon. Ia ingin sekali langsung memeluk wanita ini. tapi ia harus tahu diri.

“Chukkae Nayeonah~” Nayeon terkejut mendengar suara ini. Suara yang dulunya selalu ia rindukan. Apa sekarang tidak? Nayeon mendongkakkan kepalanya, menghadap kesumber suara. Ia terkejut melihat sosok lelaki ini. kenapa ia berada disini? Apa ia sedang menghayal? Tidak! Tidak! Nayeon menggelengkan kepalannya beberapa kali untuk memastikan bahwa yang ia lihat ini salah. Tidak mungkinkan pria ini datang. Ia tak mengundang. Tapi… apakah Sehun? Apakah Sehun mengenalnya? Ya Tuhan kepala Nayeon pusing dibuatnya. Pria itu tersenyum miris melihat reaksi wanita itu. Wanita yang sangat ia cintai dulu dan sekarang. Wanita yang sudah menjadi wanitanya orang lain.

“ini benar aku..’ ucapnya menggantung. Membuat Nayeon kembali menatap wajah pria itu. pria itu tersenyum tipis. “Kim Jongin” sambunya. Seraya ia mengajukan tangannya untuk berjabat dengan Nayeon. Nayeon binggung. Tapi ia tetap menggapai tangan itu. Keduanya berjabat tangan.

Nayeon melepaskan kontak mereka, membuat Jongin kecewa. Ia masih merindukan Nayeon. Sangat.

“Jo –Jongin” ucapnya terbata. Nayeon berdiri. Ia ingin memeluk Jongin. Tapi ia sadar bahwa hari ini hari pernikahannya dengan orang yang bukan Jongin. Jongin tersenyum.

“heumm.. ini aku”

Mereka berdua berbincang. Melepas rindu. Walau Nayeon sudah memutuskan hubungannya begitu saja dengan Jongin. Tapi Jongin terima. Ia mungkin saja bisa menemukan wanita lain yang bisa bersanding dengannya bukan?

“kau.. datang sendiri?” tanya Nayeon ragu. Jongin menggeleng. “aku bersama eomma,appa dan Dahyun.” Jawab Jongin. Dahyun? Kenapa ia tak nampak sedari tadi. Fikir Nayeon. Tapi ia tak mempermasalahkan ini. Nayeon mengangguk.

“apakah kau bahagia?” tanya Jongin tiba – tiba.

Nayeon terkejut mendengar pertanyaan ini. bahagia? Ia juga tak tahu apa ia bahagia atau tidak. Ia merasa nyaman saja.

“aku juga tidak tahu Jong” Jawabnya. Jongin mengangguk mengerti. Cara bicara Nayeon sudah berubah. Tak seperti Nayeon yang dulu. “aku hanya menikmatinya, daan –ya beginilah” sambungnya. Nayeon tersenyum miris. Ia tahu bahwa Nayeon sudah tak memiliki rasa lagi kepadanya.

“apakah kau masih mencintaiku?” tanya Jongin. DEG! Jantungnya berdegub kencang. Pertanyaan yang membuatnya terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. Cinta? Apa ia masih mencintai Jongin? Bukannya ia pernah bilang bahwa ia akan selalu mencintai Jongin. Tapi sekarang tinggal menjawab ‘Ya’ saja ia tak mampu.

Jongin tersenyum miris. Wanita ini tak bisa menjawab pertanyaannya. Dan itu sudah pasti bahwa Nayeon tak mencintainya. Cinta yang tulus itu telah hilang, hanya tinggal tersisa kenangan saja.

“aku tahu jawaban mu Nayeonah” Nayeon menghapad ke arah Jongin. Yang ia lihat saat ini adalah Jongin yang teruka. Bukan Jongin yang ceria seperti beberapa bulan lalu. Terluka karena mu Nayeon. “kau sudah tak memliki rasa lagi terhadapku, entah itu rasa sayang,rindu,cinta…”Jongin menarik nafas kemudian melanjutkan “terima kasih untuk segalanya Nayeon-ah, semua kenangan indah yang dulu kita pernah jalani berdua, jangan lupan kenangan itu ya?” Jongin tersenyum “aku minta satu hal padamu.” Tangan Jongin memegang kedua pundak Nayeon. “berbahagia lah bersamanya” nayeon merasa sakit. Ia telah membuat Jonginnya terluka. Ia merasa bersalah.

“aku ingin melakukan satu hal kepadamu, untuk yang terakhir kalinya.” Jongin tersenyum dan CHU. Ia mencium bibir Nayeon sebentar, lantas melepasnya. Nayeon tak menolak. Ia masih bersama pikirannya yang kalang kabut. Setelahnya Jongin pergi meninggalkan Nayeon seorang diri. Ia tak ingin melihat kewajah Nayeon lagi. karna itu membuatnya terluka.

“mianhae Jonginah” ucap Nayeon lirih. Untung saja tak ada yang melihat adegan mereka berdua tadi.

Terkecuali pria ini. Ia sudah emosi. Wajahnya memerah. Ia melihat semua adegan mereka. Jongin dan Nayeon –istrinya.

TBC

Halo^^ pembaca setia “That’s Right! My Type”. maaf banget ya postnya lama, soalnya aku lagi sibuk. Dan ini kebetulan ada kesempatan post. Tak apa kan malam hehhe~

Terima kasih buat kalian yang masih merespon cerita ini dengan baik. Buat pembaca baru selamat datang^^. Aku membaca semua komentar kalian kok^^ tapi maaf gabisa balesin ya_-

Makin lama cerita ini makin ga karuan ya kan? Huuuu maafkan yaaaaa. Ini aku buat A dan B sengaja ya. Karena berlanjut. Dan untuk yang bagian B aku PROTECTED. Karena???? Bisa kalian lihat jika kalian bisa membukanya. Maaf yaa^^ ini juga untuk mengurangi silent readers kok.

Untuk password bisa kalian lihat syaratnya di sini >> PASSWORD <<

Jangan lupa komentarnya ya? Daaaaa :*

Dapet CHU :*:* dari eonnie –Istri Jongin kkkkk~

72 thoughts on “That’s Right! My Type [Chapter 5A and Password]”

  1. Eonni aku lupa udah komen apa belum.. Sorry eonni.
    Ceritanya sih makin seru tapi aku mau saran eonni..diff eonnii masih memiliki banyak typo beberapa huruf ada yang kurang dan salah penulisan jadi agak mengganggu pembaca satu lagi tanda baca juga hrs diperhatikan itu aja sih yang lain udah oke kok.fighting eonni

    Like

  2. ya ampun jongin,dia itu udah milik orang lain masih aja kamu cium2 seenak jidat,nahloh pasti sehun yang lihat itu kejadian,bakal terjadi perang ga ya?

    Like

  3. Ya ampun mereka udah nikah lgi.. Cepet bngt yaa wkwkwk.. Tpi ggp dehh, sabar trus buat jongin.. Sma aku aja jdi lah #ups😂

    Like

Your Feedback, Please!